[Tulisan ini pertama kali dimuat di Harian Kompas pada tanggal 5 Maret 2010.]
Baru setelah Swedia mengantongi tiga medali emas di Vancouver, saya memberanikan diri merenungkan kata Olimpiade. Kata yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia selalu diawali dengan huruf besar ini berarti ”pertandingan olahraga antarbangsa yang diadakan setiap empat tahun sekali di negeri yang berlainan” atau ”festival kuno bangsa Yunani yang diadakan empat tahun sekali untuk menghormati dewa Zeus”. Memang dalam pemahaman ini kita biasanya mendengar dan menggunakan kata Olimpiade. Apakah penggunaan itu tepat?
Asal-muasal permainan olimpis (kalau saya boleh pakai sebuah ucapan baru yang akan saya sarankan dibakukan) masih belum jelas sekali. Menurut mitologi Yunani kuno, Zeus bersama dengan anaknya, Herakles, adalah para pendiri permainan olimpis. Yang sering disebut sebagai tahun pertama diadakannya permainan ini adalah tahun 776 sebelum Masehi. Pada zaman itu permainan olimpis masih sangat erat berkait dengan ritus agama dan yang terutama dipuja adalah Zeus dan Pelops, raja Pisa. Dengan menguatnya pengaruh Romawi dan agama Kristen di Yunani pada abad ke-3 dan ke-4 setelah Masehi, permainan olimpis akhirnya ditiadakan dan baru dihidupkan kembali pada akhir abad ke-19.
Nah, bagaimana dengan kata Olimpiade? Olimpiade ternyata bukan kata yang tepat menggambarkan perhelatan olahraga yang diadakan setiap empat tahun (atau setiap dua tahun kalau kita juga memasukkan permainan musim dingin ke dalam renungan kita). Pasalnya, kata ini sebetulnya sebuah kata yang dipakai untuk menyebutkan sebuah masa yang lamanya empat tahun, bukan sebuah perhelatan atau kegiatan. Dengan demikian, Olimpiade pertama dimulai pada tahun 776 dan berakhir pada tahun 772 sebelum Masehi. Secara historis, kita pada saat ini sedang berada dalam Olimpiade yang ke-697. Olimpiade modern pertama mulai pada tahun 1896, dan yang ke-30 akan dimulai pada tahun 2012 ketika permainan olimpis diadakan di London.
Jadi, kalau kata Olimpiade kurang tepat digunakan menyebut perhelatan olahraga yang diadakan setiap empat tahun itu, kira-kira kata atau ucapan apa yang bisa kita pakai? Pertanyaan ini sebenarnya sudah saya jawab di atas ketika saya memakai istilah permainan olimpis. Istilah ini berpadanan dengan istilah bahasa Inggris Olympic Games, bahasa Perancis Jeux Olympiques, bahasa Swedia olympiska spelen, dan seterusnya. Tak salah bahasa Indonesia juga dilengkapi dengan istilah ini dan, saya kira, tak berguna mengawali kedua (ataupun salah satu) kata ini dengan huruf besar.
Kiranya menarik diketahui bahwa KBBI daring mengartikan Olimpiade seperti edisi cetak mutakhir, tetapi dengan tambahan ”amatir”. Maka, menurut KBBI daring (dan edisi-edisi cetak sebelumnya?), kegiatan olahraga pada perhelatan besar ini bersifat amatiran. Semoga edisi daring dapat diralat sesuai dengan edisi cetak terakhir dalam waktu dekat.
Akhirulkata, kapan permainan lain dapat diberi nama berbahasa Indonesia? SEA Games, misalnya, amat memerlukan istilah bahasa Indonesia. Permainan Asia Tenggara?
Saya pikir usul tersebut menarik. Memang akan lebih baik jika kata atau istilah tidak memiliki arti yang bias.
Menarik sekali ya artikelnya,setelah baca jadi makin ngerti deh dri mana asal muasal adanya olimpiade…Trims banyak ya….